Jumat, 18 Januari 2013

Adelaide



Adelaide - Kans Sergio van Dijk untuk bergabung dengan Persib Bandung kembali terbuka. Sebabnya, pemain berusia 30 tahun itu baru saja dilepas oleh Adelaide United.

Kabar bakal bergabungnya Van Dijk dangan tim 'Maung Bandung' sudah berhembus sejak akhir tahun lalu. Meski kepergian penyerang kelahiran Assen, Belanda itu, sempat dibantah oleh pihak Adelaide, nyatanya kontrak Van Dijk sudah diputus di pertengahan Januari ini.

Kabar mengenai pemutusan kontrak itu diketahui lewat situs resmi klub yang berlaga di A-League, yang merupakan kompetisi tertinggi di Australia itu.

"Sergio van Dijk secara resmi telah dibebaskan dari kontraknya agar bisa mengejar kariernya bersama klub asal Indonesia, PT Persib Bandung Bermatabat, secepat mungkin." sebut penyataan juru bicara Adelaide di situs resmi klub.

Keputusan klub itu diambil setelah dua hari sebelumnya Van Dijk sudah menyatakan keinginannya untuk memulai petualangan baru dengan merumput di Indonesia bersama Persib.

"Saya berharap bisa menyelesaikan masalah (kontrak) ini secepatnya dan memulai babak kehidupan yang baru. Saya tidak marah tapi saya frustrasi atau mungkin kecewa dengan semua hal ini berjalan, tapi langkah selanjutnya adalah masa depan yang baru dan babak yang baru," kata Van Dijk seperti dilansir ESPN Star.

"Tidak ada niat untuk pindah ke klub Australia lain karena alasan utama keluarga saya adalah untuk meninggalkan Australia, jadi itu tidak akan membuat peningkatan."

"Tapi saya tetap ingin berada di dunia sepakbola, dan di Eropa, terutama di Belanda, tidak ada banyak klub yang ingin mengontrak saya, terutama karena situasi ekonomi di sana tak sebagus Asia. Jadi, Indonesia akan menjadi pilihan yang logis buat saya," ungkapnya.

Isu Panas Bursa Transfer 2012/2013


Isu kegagalan Persib Bandung



Isu kegagalan Persib Bandung mendaratkan striker Adelaide United, Sergio Van Dijk di transfer bulan Januari, kian menguat setelah pemain berusia 30 tahun itu dipastikan tidak akan masuk dalam daftar pemain Persib saat menjalani laga perdana Indonesia Super League (ISL) kontra Persipura Jayapura, Minggu (13/1) mendatang.

Menurut Manajer Persib, Umuh Muchtar pihaknya sejauh ini belum mendapatkan titik terang dibalik upaya perekrutan Van Dijk ke Persib. "Sepertinya lawan Persipura, peluang Sergio main sangat tipis. Apalagi sampai sekarang kita juga masih menunggu karena belum ada kejelasan," ujar Umuh.

Meski belakangan isu pembatalan transfer Van Dijk kian mencuat. Namun, Umuh tetap optimistis striker yang memiliki darah Sunda itu, bisa datang dan bergabung ke Persib sebelum pendaftaran pemain pada putaran pertama ISL musim ini ditutup pada 18 Januari mendatang.

Jika akhirnya batal didatangkan, Umuh mengingatkan agar hal itu tidak berdampak pada keutuhan tim maupun kepercayaan diri pemain. "Masih ada waktu karena pendaftaran pemain ditutup 18 Januari nanti. Jadi kita ada waktu seminggu lebih untuk memastikan semuanya. Mudah-mudahan saja lancar," terang Umuh.

Sebelumnya pelatih Adelaide United, John Kosmina menyatakan Van Dijk hingga sekarang masih berstatus sebagai pemain Adelaide United. Sebelumnya Kosmina sendiri sudah merelakan kepergian Van Dijk ke Indonesia.

“Sergio masih disini (Adelaide) dan akan turun bertanding di National Youth League menghadapi Melbourne Heart pada hari Senin (7/1). Kami belum melihat surat pernyataan terkait dirinya ingin dilepas meskipun Sergio kepada publik telah menyatakan bahwa ia ingin pindah,” papar Kosmina seperti dilansir The Australian, Sabtu (5/1).

Isu yang berkembang menyebutkan jika Persib diminta sejumlah sponsor besar yang selama ini mendukung kiprah Maung Bandung untuk berlaga di kompetisi resmi yang diselenggarakan PSSI. Faktor ini juga yang kabarnya membuat Persib dipastikan kehilangan potensi keuntungan berlimpah. Setelah kerjasama dengan maskapai penerbangan Malaysia, Air Asia, batal terwujud.
Sergio Van Dijk.



Legenda Pemain Persib


 PEMAIN LEGENDA


Bendera Indonesia R. Soetjipto Soentoro


Bendera Indonesia Adeng Hudaya
  
Nama       : Adeng Hudaya
Lahir        : Garut 30 juni 1957
Posisi      : Libero
Julukan    : -

Pemain kelahiran Cikajang, Garut ini hijrah ke kota Bandung pada tahun 1977 untuk kuliah di FPOK UPI (IKIP). Guna menyalurkan hobinya bermain sepakbola ia masuk klub POP dan selanjut nya POR UNI. Rupanya bakatnya yang hebat yang terbilang istimewa tak lepas dari pantauan para pencari bakat PERSIB. Tak heran dua tahun kemudian Adeng sudah masuk skuad inti. Awalnya Adeng Hudaya menolak bergabung karena ditukangi oleh Marok Janota yang dinilainya kurang cocok dengan gaya bermainnya, tapi akhirnya dia masuk juga ke skuad kebanggaan kota Bandung itu.

Adeng mulai bergabung dengan Tim PERSIB sejak tahun 1979, Adeng pun ikut berjuang dari kampung ke kampung ketika PERSIB terlempar dari divisi utama pada musim kompetisi 1978-1980. Pada awal karir bersama PERSIB Bandung Justru Adeng bukan pemain belakang, ia malah di-plot sebagai striker, Belakangan posisinya berganti-ganti, selain jadi striker ia pun sempat menjadi gelandang, bek sayap hingga Kiper. Sebagi kiper ia pernah turun sebagai pemain cadangan dalam satu laga kompetisi perserikatan 1984. Ceritanya saat itu Wawan dan Boyke yang biasa jadi pelapis Kiper utama Sobur tak bisa turun karena cedera, Adeng terpaksa di siapkan sebagai Kiper dadakan. Adeng baru dapat di tempatkan sebagai libero pada tahun 1985, posisi ini tidak tergantikan sampai mengundurkan diri.

Sebagai pemain muda, ia dipercaya mengenakan ban kapten sejak tahun 1980 menggantikan seniornya Giantoro yang pensiun, sejak saat itu jabatan Kapten PERSIB tak pernah beralih ke orang lain. Tercatat 12 tahun sebagai kapten PERSIB Bandung. Adeng menjadi kapten terlama dalam sejarah PERSIB.Ban kapten PERSIB baru di lepas ketika resmi menyatakan mundur pada tahun 1992. Kiprah Adeng sebagai Kapten sekaligus pemain panutan dalam tim PERSIB Bandung.

Ketika menjadi bagian dari tim nasional Indonesia A yang berlatih di Brasil, ia tidak sempat memperkuat PERSIB di Piala Hasanal Bolkiah (Piala Pesta Sukan II) 1986 di Brunei Darussalam. Tidak meraih gelar bersama PERSIB ia balas dengan membawa Tim Nasional menjadi Juara Piala kemerdekaan.

Bersama PERSIB sudah dua kali merasakan manisnya menjadi juara kompetisi kompetisi perserikatan yaitu pada tahun tahun 1986 dan 1989/1990.

Penampilan Adeng di lapangan hijau terkenal taktis dan elegan, sportif saat berlaga di lapangan hijau jiwa kepemimpinan nya pun cukup kental, tak heran para pelatih PERSIB tak ragu memilih nya sebagai kapten. Sebagai pemain belakang ia tergolong bersih jarang bermain keras. Buktinya selama 13 tahun berkarir dalam skuad PERSIB Adeng hudaya hanya sekali mendapatkan kartu kuning. Hukuman yang ia terima pun bukan karena mengganjal pemain lawan dengan keras melainkan sengaja memegang bola. Saat itu “saya berhadapan dengan striker Persija Kamarudin betay, kalau bola di biarkan saya pasti ketinggalan dan dia tinggal berhadapan dengan kiper ..kan bahaya. Karena itu tanpa pikir panjang bola tersebeut saya tangkap tujuan nya saya saat itu yang penting gawang PERSIB aman.. “ ungkapnya. Lucunya setelah di hadiahi kartu kuning Adeng malah di beri selamat oleh rekan rekan nya dan para pengurus PERSIB, maklum !! berkat tindakan nekadnya gawang PERSIB terhindar dari Gol. Itulah Kartu Kuning Pertama dan sekaligus kartu kuning terkhir selama berkarir bersama tim PERSIB Bandung.

Di luar karier sebagai pemain, ia sempat ditunjuk sebagai Asisten Manajer Bidang Teknik pada musim 2006/2007. Dan saat Arcan Iurie mundur sebagai Pelatih, Adeng Hudaya bersama Robby Darwis, Djadjang Nurjaman, Dino Sefrianto, dan Anwar Sanusi didaulat sebagai Pelatih Kepala.

Bendera Indonesia Sobur


Bendera Indonesia Muhammad Syahid


Bendera Indonesia Wowo Sunaryo


 



Wowo Sunaryo (lahir di Garut, 16 Maret 1934 – meninggal di Cisalak, Cisarua, Sumedang, 2 April 2007 pada umur 73 tahun) adalah seorang pemain sepak bola berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan pencetak gol terbanyak pada Asian Games 1958 di Jepang dengan mencetak 23 gol. Wowo merupakan penyerang Indonesia pada era tahun 1960-an. Ia pernah bermain untuk Persib Bandung. Ia meninggal dunia pada tanggal 2 April 2007 akibat sakit.


Bendera Indonesia Risnandar Soendoro




Nama              : Risnandar
TTL                 : Bandung, 31 Januari 1948
Posisi             : Striker - Pelatih Kepala
Julukan           : -

Lahir dari keluarga sepakbola, ayahnya R. Soendoro pernah menjabat sebagai ketua umum PERSIB di tahun 1950. Saudara-saudara kandungnya seperti Soenarto, Soenaryono, dan Giantoro adalah pemain-pemain bintang PERSIB pada masanya. Tak heran apabila dia begitu fasih ketika berbicara mengenai sejarah PERSIB. Ia pernah juga menerbitkan buku yang berjudul Lintasan Sejarah PERSIB sebagai wujud kecintaannya terhadap klub kebanggaan kita ini.

Merintis karir di UNI pada tahun 1966 dan di tahun 1967 mulai bergabung dengan PERSIB memperkuat barisan depan sampai dengan tahun 1978. Meskipun tidak pernah membawa PERSIB sebagai juara Perserikatan, tapi Ia pernah menyabet gelar Pemain Terbaik di Kompetisi Perserikatan tahun 1973. Karena penampilannya yang cemerlang, ia sempat beberapa kali memperkuat tim Nasional.

Sebagai pelatih kepala, prestasi terbaiknya yaitu ketika berhasil membawa PERSIB masuk kembali ke Divisi Utama tahun 1983 dan membawa PERSIB ke putaran 12 besar LI II tahun 95/96.  Pada tahun 2006 kembali dipercaya mengangkat pamor PERSIB, tapi kursi kepelatihannya di berhenti di tengah jalan, ia mengundurkan diri akibat desakan mundur dari puluhan ribu bobotoh.

Sebenarnya sebagai seorang pelatih ia pintar melihat potensi-potensi muda. Dari tangannya lahir nama-nama besar seperti Yaris Riyadi, Imam Riyadi, dan Cecep Supriatna yang kemudian menjadi pemain yang disegani di tingkat Nasional.


Bendera Indonesia Nandar Iskandar


Nandar Iskandar (lahir di Bandung, Jawa Barat, 3 Juni 1950; umur 61 tahun) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola Indonesia.
Iskandar lahir dalam keluarga sepak bola. Ayahnya, Jayadi, adalah pemain Persib Bandung pada tahun 1950-an. Kedua kakaknya, Atang Muhtar dan Obon Syakban, juga mantan pemain Persib. Sebagai pemain, ia juga pernah memperkuat Persib dan tim nasional junior dan tim nasional B pada tahun 1970-an.Karier bermainnya berakhir pada tahun 1982 akibat cedera kaki.
Sebagai pelatih, ia pernah menjadi pelatih Bandung Raya, Persib Bandung, Bontang FC (2000), Perseden Denpasar (2001), PSPS Pekanbaru (2002-2003), dan Persiba Bantul (2007-). Ia juga sempat menjadi pelatih Timnas Indonesia (1999-2000).


Bendera Indonesia Dede Iskandar


Bendera Indonesia Djajang Nurjaman


Bendera Indonesia Max Timisela



Nama       : Max Timisela
TTL          : Cimahi, 7 Mei 1944
Posisi      : Gelandang - Asisten Pelatih
Julukan    : -

Pemain keturunan Maluku, tetapi lahir di Cimahi ini menempati posisi sebagai gelandang, ia mulai bergabung bersama PERSIB sejak tahun 1962, dan mulai menjadi tulang punggung kira-kira periode 60’an akhir atau awal 70’an. Max Timisela adalah pemain dengan talenta dan bakat alam yang luar biasa, ia dikenal memiliki kemampuan brilian mengolah bola, lari yang cepat, tendangan akurat, serta visi bermainnya yang istimewa, Ia juga piawai menjebol gawang lawan dengan aksi "Balik Bandung" atau kontra salto.

Meskipun secara prestasi di Perserikatan saat itu PERSIB paceklik gelar, namun di ajang turnamen PERSIB justru beberapa kali meraih gelar Juara. Prestasi bersama PERSIB yang pernah diraihnya tidak main-main, antara lain membawa Piala Jusuf di Makassar, Piala Surya di Surabaya, dll. Dari situlah nama Max terkenal ke seluruh tanah air hingga menjadi langganan tim nasional. 

Ketika bergabung dengan timnas PSSI, membawanya pergi keberbagai negara di belahan dunia. Ketika Tur Eropa melawan klub dari Jerman, Werder Bremen pada tahun 1965, timnas kalah 5-6. Max berhasil mencuri perhatian dengan mencetak dua gol. Saat itu juga, pelatih Werder Bremen, Heer Brocker sempat kepincut untuk merekrutnya. Mereka tercengang akan kemampuan pemain ini yang sekelas dengan pemain Eropa, akhirnya Wali Kota Bremen melayangkan pinangan langsung pada Wali Kota Bandung saat itu yaitu Otje Djunjunan. Max pun berkostum Werder Bremen sebelum akhirnya diminta untuk pulang kembali ke Indonesia atas perintah dari Menteri Olah Raga saat itu, Muladi.

Max Timisela gantung sepatu pada usia hampir 35 tahun, tepatnya pada tahun 1978 saat PERSIB terdegradasi ke Divisi I. Seandainya saja saat itu ia masih berusia muda, tentu ia akan terus berjuang bersama PERSIB meskipun bertanding di divisi I. Selain itu PERSIB saat itu sudah seharusnya melakukan regenerasi dengan member kesempatan kepada yang lebih muda.

Setelah pensiun, Max Timisela pernah menjadi asisten pelatih dalam rentang waktu tahun 1986–1990. Prestasi yang dia dapat ketika menjadi asisten pelatih ialah saat dia menjadi asisten pelatih dari Nandar Iskandar, ketika itu PERSIB berhasil meraih juara di Kompetisi Perserikatan 1986. 

Bendera Indonesia Heri Kiswanto


Bendera Indonesia Dadang Kurnia


Bendera Indonesia Adjat Sudradjat


Bendera Indonesia Robby Darwis


Nama               : Robby Darwis
TTL                  : Bandung, 30 Oktober 1964
Posisi              : Libero
Julukan            : Bima

Libero  legendaris terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan populer di tahun 1990-an merupakan salah satu pemain asli binaan PERSIB Bandung. Yang pasti diingat oleh bobotoh dari sosok Robby Darwis adalah posturnya yang tinggi besar, sehingga bobotoh menjulukinya sebagai "Bima", tokoh pewayangan yang memiliki tubuh raksasa. Selain itu bobotoh PERSIB di masanya pasti teringat oleh ungkapan “halik ku aing”, itu adalah teriakan bobotoh yang bergemuruh setiap kali Robby Darwis menggiring bola membantu penyerangan. Sebagai seorang Libero, Robby Darwis tergolong pemain yang produktif menciptakan gol, baik lewat sundulan kepala maupun eksekusi bola-bola mati.
Kariernya saat menjadi pemain terbilang sangat sukses, ikut mengantarkan PERSIB menjadi juara perserikatan tahun 1986, 1989/1990, 1993/1994 juga menjadi kapten kesebelasan saat PERSIB menjuarai Liga Indonesia yang pertama tahun 1994/1995. Untuk Kompetisi Perserikatan 1986/1987, namanya tercatat sebagai Pemain Terbaik. Pantas jika Robby Darwis kita nobatkan sebagai Legenda PERSIB, karena hanya dialah satu-satunya pemain yang berhasil membawa PERSIB juara hingga 4 kali!

Robby Darwis pernah pula bermain di Liga Malaysia, memperkuat Kelantan FC. Di tim nasional Indonesia (1987-1997), ia tampil sebanyak 53 kali dan mencetak 6 gol.

Di Liga Indonesia 2007 Robby Darwis kembali direkrut PERSIB, kali itu menjadi asisten pelatih Arcan Iurie, di tahun ini pula ia dinobatkan sebagai salah seorang dari 22 pemain legendaris Indonesia oleh Tabloid Bola.

Pada tahun 2008 sempat naik jabatan menjadi pelatih kepala setelah Arcan Iurie mengundurkan diri. Musim selanjutnya kembali menjadi asisten pelatih setelah manajemen PERSIB memilih Jaya Hartono sebagai pelatih kepala.

Pada Tahun 2010 kembali naik jabatan menjadi pelatih Kepala setelah  Jaya Hartono lengser,  dan di musim 2010/2011 kembali dipercaya sebagai asisten dari 3 pelatih yang berbeda yaitu Daniel Darko Janackovic, Jovo Jucovic, dan Daniel Roekito.

Bendera Indonesia Sutiono Lamso


 Nama              : Sutiono Lamso
TTL                 : Purwokerto
Posisi             : Striker
Julukan           : Suti

Memulai Karier di PERSIB sejak tahun 1989, merupakan striker yang menjadi kunci keberhasilan PERSIB. Membawa PERSIB juara 3 kali, 89/90, 93/94 dan Liga Indonesia pertama 94/95. Sutiono pernah terpilih menjadi pemain terbaik di Kompetisi Perserikatan 93/94.

Di gelaran Liga Indonesia yang pertama ia mengemas 21 Gol, termasuk gol penentu Juara di partai final saat mengalahkan Petrokimia Putra. Memang dia bukan top scorer di Liga, tapi membuat 21 gol dalam satu musim kompetisi adalah sebuah prestasi yang tidak sembarang pemain bisa melakukannya.

Sutiono gantung sepatu pada tahun 2000, tak berlebihan jika kami menganggap Sutiono adalah Striker terbaik yang pernah dilahirkan oleh PERSIB. 

Bendera Indonesia Yusuf Bachtiar




  Nama       : Yusuf Bachtiar
TTL           : Bandung, 14 Juni 1962
Posisi       : Gelandang
Julukan     : Si Kancil

Pemain jebolan UNI, kemudian sempat berlabuh di Kesebelasan Perkesa Sidoarjo sampai akhirnya PERSIB menariknya pada saat menjuarai Piala Pesta Sukan di Brunei Darussalam di tahun 1986, namun di ajang kompetisi Perserikatan, namanya baru didaftarkan pada musim 1987.
Yusuf Bachtiar kembali ditarik pada tahun 2001 saat PERSIB ditukangi oleh Indra Thohir, padahal saat itu usianya sudah mencapai 37 tahun. Usai Liga itu, ia menyatakan pensiun di tahun 2001 setelah pengabdiannya kepada PERSIB hampir 14 tahun. Boboboh menjulukinya sebagai “si Kancil” karena tubuhnya yang kecil serta merupakan playmaker yang cerdik seperti dalam kisah fabel. Dia termasuk dari sedikit pemain Indonesia yang bermain menggunakan "otak". Umpan-umpannya selalu akurat dan terarah, serta selalu menjadi kekuatan sentral di lapangan tengah karena ia memang piawai mengatur tempo dan irama permainan PERSIB. Pada zamannya, PERSIB terkenal memiliki lini tengah yang solid dan ditakuti semua lawan, karena itu menganggap bahwa Yusuf Bachtiar merupakan pengatur permainan terbaik dalam sejarah PERSIB Bandung. Selain piawai di lapangan tengah, ketajamannya dalam merobek jala lawan pun tidak perlu diragukan lagi, dia termasuk gelandang yang subur dalam mencetak gol.

Membawa PERSIB juara tahun 89/90, 93/94, dan LI I tahun 94/95. Karier gemilang nya selama bermain bersama PERSIB, membuat ia sempat dilirik oleh Pelatih Timnas untuk beberapa kejuaraan Internasional.

Usai gantung sepatu, kecintaannya terhadap sepakbola tidak hilang begitu saja, ia mengambil kursus kepelatihan dan sempat menjadi asisten pelatih PERSIB di tahun 2008/2009.

Bendera Indonesia Anwar Sanusi


 Nama               : Anwar Sanusi
TTL                 : Garut, 29 Februari 1968
Posisi             : Kiper - Asisten Pelatih
Julukan           : Away

Anwar Sanusi merupakan pemain jebolan Turnamen Antar Daerah saat itu dia memperkuat Kabupaten Subang. Berkat penampilannya yang cemerlang di turnamen itu, PERSIB menariknya di tahun 1989. Meski di awal kariernya bersama PERSIB bukan merupakan kiper utama, tapi di paruh musim Liga Indonesia I 94/95, ia  mulai dipercaya sebagai Kiper Utama menggantikan seniornya Aries Rinaldi. Dari situ ia tidak menyia-nyiakan kesempatan, penampilannya yang konstan akhirya membuat nama Anwar Sanusi selalu menjadi bagian PERSIB hingga tahun 2001.

Di tahun 2006 hingga 2011, ia kembali bergabung bersama PERSIB, namun kali itu perannya sebagai Asisten Pelatih yang khusus menangani penjaga gawang sesuai dengan keahliannya.

Bendera Indonesia Budiman Yunus


Bendera Indonesia Yadi Mulyadi




Nama              :  Yadi Mulyadi
TTL                 : Bandung, 27 Desember 1969
Posisi             : Stopper
Julukan           : -

Sebelum bergabung bersama PERSIB, dia terlebih dahulu memperkuat Petrokimia Putra Gresik di era Galatama. Pada tahun 1993 PERSIB menariknya, tapi tidak otomatis menempati posisi utama, ia harus bekerja keras dulu untuk masuk skuad inti. Setelah diberi kepercayaan tampil sebagai starter, ia jawab dengan permainan yang apik dan lugas. Dengan tubuh yang tegap dan menjulang tinggi, saat itu bersama Mulyana dan Robby Darwis  (yang sama-sama berbadan besar) trio itu menjadi benteng yang kokoh dan sulit ditembus lawan. Bisa jadi trio itu adalah trio pertahanan terbaik yang dimiliki PERSIB. Posisi Yadi tak tergoyahkan hingga LI III, sampai akhirnya dia memutuskan untuk hengkang di akhir musim.


Bendera Indonesia Kekey Zakaria






Nama              : Kekey Zakaria
TTL                 : Subang, 5 Mei 1968
Posisi             : Striker
Julukan           : -

Masuk PERSIB mulai tahun 1991 hingga 1997. Pemain yang merupakan partner sejati dari Sutiono Lamso di lapangan ini merupakan seorang striker bertipe stylish. Gaya permainannya santai dan jarang "berani" berduel dengan lawan, tapi meskipun demikian ia memiliki pergerakan yang cepat dan penempatan posisinya selalu tepat. Tak heran bila ia selalu menciptakan gol demi gol yang bagi PERSIB. Contohnya saat PERSIB menjuarai Liga Indonesia I tahun 94/95, ia mengemas 9 gol, sebuah prestasi yang dirasakan cukup membanggakan. Apalagi 3 golnya  dikemas saat PERSIB berjuang di babak 8 besar, di saat sebuah tim sangat memerlukan kemenangan.


Bendera Indonesia Nur'alim


Bendera Indonesia Yaris Riyadi




 Nama             : Yaris Riyadi
TTL                 : Bandung, 21 Januari 1973
Posisi             : Gelandang
Julukan           : Ucing / Jacky Chan

Inilah gelandang terhebat yang dimiliki PERSIB setelah era Yusuf Bachtiar. Ciri permainan dia adalah mengobrak abrik pertahanan lawan dengan begitu gesit seperti ucing (kucing), tak heran orang-orang pun menjuluki dia sebagai Jacky Chan, aktor laga Mandarin yang terkenal karena kelincahan dalam setiap aksinya.

Masuk ke PERSIB merupakan proyek dari Risnandar di tahun 1995, tapi memerlukan waktu untuk menempati posisi utama di PERSIB. Awalnya dia masih kalah bersaing oleh Imam Riyadi (sesama pemain muda seangkatannya). Tapi ketika Imam memutuskan pindah, maka Yaris lah yang pegang kendali. Ia terus menjadi bagian PERSIB dan menjadi icon baru bagi tim kebanggaan kota kembang ini. Sempat hijrah ke Pelita KS ketika PERSIB ditangani oleh Marek, kemudian dipanggil pulang kembali tahun 2004 sampai tahun 2007.

Yaris Riyadi beberapa kali memperkuat tim nasional di berbagai ajang internasional, ia adalah produk asli PERSIB yang meneruskan tradisi bahwa Bandung tak pernah kehabisan talentanya dan menjadi tulang punggung bagi tim nasional Indonesia.


Bendera Indonesia Yudi Guntara